BAB I
PENDAHULUAN.
1.1 Latar Belakang
Jantung adalah organ sistem Cardiovaskuler yang mempunyai
tugasmemompakan dan mengatur aliran darah ke seluruh tubuh dan darah merupakanaalat pernafasan sel,sehingga
apabila ada gangguan pada jantung akan menyebabkan ketidaklancaran suplai oksigen dan zat makanan ke
dalam sel, bila keadaan ini terus berlangsung lama akan menyebabkan kematian
dari sel atau jaringan.
Gangguan atau penyakit pada sistem cardiovaskuler baik yang
disebabkan bawaan, infeksi maupun pola hidup yang salah seperti merokok,
stress, kebiasaanmakan tinggi lemak, garam, minuman beralkohol dan lain-lain,
dapat dialami oleh berbagai tingkat usia baik laki-laki maupun perempuan. Salah
satu gangguan padasistem cardiovaskuler adalah decompensatio cordis atau gagal
jantung.
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi berupa
kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau
kemampuannya hanya ada kalaudisertai peninggian volume diastolik secara
abnormal (Arif Mansjoer dkk,1999:434).
Gagal jantung ini
berdampak gangguan terhadap sistem lain pada tubuh,kehidupan sehari-hari
dan menyebabkan kematian apabila tidak ditangani secara karena itu perlu
perawatan yang optimal dan komprehensif melalui
pendekatan proses keperawatan agar mutu pelayanan yang diberikan meningkat
dan dapat mengurangi komplikasi, resiko kambuh ulang dan menurunkan angka
kematian yang disebabkan penyakit decompensatio cordis
1.2 Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari Decom
Cordis?
2. Bagaimanakah mekanisme secara
fisiologis penyakit Decomp Cordis?
3. Berapa macam jenis penyakit
Decom Cordis?
4. Bagaimananakah pengobatan
sekaligus pencegahan dari penyakit Decomp Cordis?
C. Tujuan
1. Agar kita dapat mengetahui arti
dari penyakit Decomp Cordis
2. Agar kita dapat mengetahui
mekanisme penyakit Decomp Cordis secara fisiologis
3. Agar kita dapat mengetahui
jenis-jenis dari penyakit Decomp Cordis
4. Agar kita mengetahui dan mampu
menanggulangi penyakit Decomp Cordis dengan cara pengobatan dan
penanggulangan sebagai upaya mencegah penyakit Decomp Cordis
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian Jantung
Jantung merupakan organ yang terdiri dari otot. Otot jantung
merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya
sama dengan otot serat lintang. Tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos,
yaitu diluar kesadaran. Dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.
2.2 Fisiologi Jantung
¨ Letak
jantung :
¤ Rongga
mediastinum, antara paru kanan dan kiri
¤ Bagian
depan : Dilindungi sternum & tulang iga costa ke-3 dan ke-4
¤ Bagian
samping : Berhubungan dengan paru-paru
¤ Bagian
atas : Setinggi thorakal ke-6 dan servikal ke-2
¤ Bagian
belakang : Mediastinum posterior esofagus, aorta desenden, kolumna vertebra
torakalis
¤ Bagian
bawah : Berhubungan dengan diafragma
¤ 2/3
jantung berada di sebelah kiri sternum
¤ Apeks
jantung berada disela iga ke-4 / ke-5 pada
garis tengah klavikula
¤ Pada
dewasa : Panjang ± 12 cm, lebar 9 cm, berat 300 – 400 gram dan sedikit lebih
besar dari kepalan tangan.
¤ Setiap
harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung
memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah
2.3 Ruang
Jantung :
¤ Jantung
tdd 4 ruang ;
¨ 2 ruang
yang berdinding tipis à
ATRIUM ( serambi )
¨ 2 ruang
yang berdinding tebal à
VENTRIKEL ( bilik )
¤ Ruangan
Jantung :
¨ Atrium
kanan
¨ Ventrikel
kanan Jantung kanan
¨ Atrium kiri
¨ Ventrikel
kiri
Jantung kiri
2.4 Katub
– katub Jantung :
· Antara atrium kanan & ventrikel kanan terdapat katub
Tricuspid
Ø Katup ini
berdaun 3
Ø Mempunyai corda
tendinea yaitu tali-tali yang menghubungkan daun-daun katub dengan musculus
papilaries yaitu tonjolan otot myocard
· Antara atrium kiri & ventrikel kiri terdapat katub
Mitral
Ø Katup ini
berdaun 2
Ø Juga
mempunyai corda tendinea dan musculus papilaries
· Ventrikel kanan dan arteria pulmonalis dibatasi oleh katub pulmonal,
yang tdd 3 buah daun semilunar
· Ventrikel kiri dan aorta dibatasi oleh katub aorta, yang
juga tdd 3 buah daun semilunar
2.5 Lapisan Jantung :
· Perikardium
-
Merupakan selaput yang tipis, kantong fibrosa yang menutupi seluruh bagian
jantung
-
Merupakan kantong dengan lapisan ganda ; kedua lapisan tsb dihubungkan dan
dapat bergerak luwes satu di atas yang lainnya dengan bantuan cairan yang
disekresi & melembabkan permukaannya
· Miokardium
-
Otot jantung ; membentuk sebagian besar dari dinding jantung
-
Membentuk serat otot jantung
· Endokardium
- Selaput
yang membungkus bagian dalam jantung termasuk katub-katub
- Tdd
lapisan sel-sel endotelial, dibawahnya terdapat lapisan jaringan
penunjang ; halus dan berkilat
- Suatu
lapisan tipis yang melekat pada miokard bagian luar disebut epikard
- Pada
bagian dalam jantung, permukaannya tidak rata, tetapi ada
tonjolan-tonjolan yang disebut trabeculae
2.6 Pembuluh – pembuluh besar pada
jantung
· Aorta
Ø Keluar
dari ventrikel kiri tdd :
n Aorta
ascenden
n Arcus
aorta
n Aorta
descenden
n Aorta
thorakalis
n Aorta
abdominalis
¤ Arteri
Pulmonalis
n Keluar
dari ventrikel kanan à
arteri pulmonalis utama yang bercabang menjadi art. Pulmonalis kanan dan
kiri
¤ Vena Cava
Superior & Vena Cava Inferior
n Keduanya
masuk kedalam atrium kanan
¤ Vena-vena
pulmonalis
n Ada 2 vena
pulmonalis kanan
n Ada 2 vena
pulmonalis kiri
n Semuanya
masuk ke dalam atrium kiri
¤ Kedua
arteri koronaria mensuplai dinding jantung dengan darah
¤ Arteri tsb
berasal dari aorta tepat diatas katub aorta dan menjalar kebawah permukaan dari
sisi kanan dan kiri jantung secara berurutan à melepaskan percabangan kedalam miokardium
¤ Kedua
arteri tsb mensuplai sisi-sisi jantung berurutan ; tetapi tdpt masing-masing
variasi, dan pada beberapa orang arteria koronaria kanan mensuplai bagian
ventrikel kiri
2.7 Fungsi jantung :
¤ Jantung
mempunyai fungsi memompa darah ke seluruh tubuh
¤ Darah adalah alat transport untuk :
¤ Oksigen
dari paru ke seluruh tubuh
¤ CO2 dan
sampah-sampah lain dari jaringan tubuh ke organ-organ ekskresi (paru, ginjal,
hepar )
¤ Transport
dari hormon-hormon, SDM dan antibody ke tempat – tempat yang diperlukan
¤ Bahan-bahan makanan dari sistem GIT ke
jaringan-jaringan tubuh
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Gagal
Jantung
Berdasar definisi patofisiologik gagal
jantung (decompensatio cordis) atau
dalam bahasa inggris Heart Failure adalah ketidak mampuan jantung
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan pada saat istirahat atau kerja
ringan. . Hal tersebut akan menyebabkan respon sistemik khusus yang
bersifat patologik (sistem saraf, hormonal, ginjal, dan lainnya) serta adanya
tanda dan gejala yang khas (Fathoni, 2007). Namun kadang orang salah
mengartikan gagal jantung sebagai berhentinya jantung.
Dampak dari gagal jantung secara cepat
sangatlah berpengaruh bagi penyediaan darah, sehingga menyebabakna kematian sel
akibat kekurangan oksigen yang dibawa oleh darah. Jika oksigen yang masuk ke
dalam otak kurang (cerebral Hypoxia), maka akan mengakibatkan hilangnya
kesadaran dan berhentinya nafas dengan tiba – tiba yang berhujung pada
kematian.
3.2 Gagal
Jantung Akut
Pada sejumlah beasar gagal jantung akut dini, gagal jantung
sebelah kiri terjadi melebihi gagal jantung kanan. Dan dalam keadaan yang
jarang di temui, terdapat gagal jantung kanan tanpa adanya gagal jantung kiri
yang nyata.
Bila bagian kiri jantung mengalami kegagalan tanpa disertai
gagal jantung pada bagian kanan, darah akan terus di pompa ke dalam paru – paru
dengan tenaga jantung kanan yang biasa. Tetapi darah tidak di pompa secara
adekuat keluar dari paru – paru masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Akibatnya,
tekanan pengisisn paru rata – rata meningkat akibat pergeseran sejumlah besar
darah dari sirkulasi sistemik ke dalam sirkulasi paru.
Karena volume darah naik maka tekanan kapiler paru juga
meningkat. Dan jika tekanan ini terus meningkat atas nilai yang kurang
lebih sama dengan tekanan osmotic koloid plasma, yaitu sekitar 28 mmHg, cairan
mulai merembes keluar menuju ruang interstitial dan alveoli, menimbulkan edema
paru.
3.3 Gagal
Jantung Akut - Gagal Jantung Terkompensasi
Gagal jantung akut dapat di kompensasi oleh Reflex Simpatis.
Dengan perangsangan simpatis yang kuat menghasilkan dua pengaruh utama pada
sirkulasi; pertama, pada jantung itu sendiri. Kedua, pada vaskularisasi
perifer. Bila semua otot ventrikel rusak secara difus tetapi masih berfungsi,
rangsangan simpatis akan memperkuat otot yang rusak.
Jika sebagian otot ini tidak berfungsi sama
sekali dan sebagian lain masih normal maka otot yang masih normal akan
dirangsang dengan sangat kuat oleh perangsangan simpatis. cara ini secara
sebagian akan mengkompensasi otot yang tidak berfungsi. Jadi, jantung, dengan
satu atau lain cara, menjadi suatu pompa yang sangat kuat, dibawah impuls
simpatis. Keadaan seperti ini dinamakan dengan gagal jantung yang
terkompensasi.
Bila seseorang dalam keadaan jantung yang
terkompensasi, setiap usaha untuk melakukan kerja fisik yang berat biasanya
akan menyebabkan penurunan segera pada gejala – gejala gagal akut karena
jantung tidak lagi dapat meningkatkan kapasitas pemompanya.
Hingga dikatakan bahwa cadangan jantung menurun
pada keadaan jantung yang terkompensasi. Kelemahan jantung yang terus berlanjut
hingga menekan kurva curah jantung sampai mengakibatkan fungsi jantung sangat
lemah dan tidak dapat diperkuat lagi, hal ini akan menjadikan jantung dalam
keadaan dekompensasi.
3.4 Dinamika
Gagal Jantung Berat – Gagal Jantung Yang Mengalami Dekompensasi
Dinamika gagal jantung hebat, tidak ada
kompensasi yang dapat membuat pompa jantung yang lemah ini menghasilkan curah
jantung normal. Baik oleh refleks saraf simpatis maupun oleh retensi cairan.
Akibatnya, curah jantung tidak dapat naik cukup tinggi untuk mengembalikan
fungsi ginjal normal. Cairan akan terus diretensi, sehingga penderita semakin
edema. Dan keadaan ini pada akhirnya akan mengakibatkan kematian. Keadaan
tersebut dinamakan gagal jantung yang dekompensasi. Jadi, dasar utama
dari gagal jantung yang mengalami dekompensasi adalah kegagalan jantung
untuk menompa cukup darah agar ginjal mengeksresi cairan dalam jumlah yang
sesuai setiap harinya.
Suatu kondisi bila cadangan jantung
normal (peningkatan frekwensi jantung, dilatasa, hipertrophi, peningkatan isi
sekuncup) untuk berespon terhadap stress tidak adekwat untuk memenuhi kebutuhan
metabolik tubuh, jantung gagal untuk melakukan tugasnya sebagai pompa, dan
akibatnya gagal jantung.
Seseorang yang mengalami decomp
cordis kelihatannya berada dalam keadaan yang cukup baik, tetapi keadaan
ini tidak akan menetap lama karena curah jantung belum meningkat cukup tinggi
guna menimbulkan ekskresi cairan yang cukup oleh ginjal. Karena itu retensi
cairan terus menerus berlangsung dan akhirnya akan mengalami kematian.
Jadi, dapat dianalisa bahwa kegagalan
curah jantung terus meningkat sampai tingkat kritis yang dibutuhkan bagi fungsi
ginjal normal. Yang mengakibatkan (1) retensi progresif terhadap lebih banyak
lagi cairan, yang menyebabkan (2) kenaikan yang progresif pada tekakan
pengisian sistemik rata – rata, dan kenaikan yang progresif pada atrium kanan
sampai akhirnya jantung mengalami kerusakan total.
3.5 Klasifikasi
Gagal Jantung
Ruang jantung terbagi atas empat ruang, yaitu : serambi kanan dan serambi kiri
yang dipisahkan oleh septum intratial, kemudian bilik kanan dan bilik kiri yang
dipisahkan oleh septum interventrikular
Gagal jantung secara sederhana berarti kegagalan jantung
untuk menompa cukup darah untuk mencukupi kebutuhan tubuh. Penyebab gagal jantung digolongkan menurut apakah gagal jantung
tersebut menimbulkan gagal yang dominan sisi kiri atau dominan sisi kanan.
-
Dominan
sisi kiri : penyakit jantung iskemik, penyakit jantung hipertensif, penyakit
katup aorta, penyakit katup mitral, miokarditis, kardiomiopati, amiloidosis
jantung, keadaan curah tinggi ( tirotoksikosis, anemia, fistula arteriovenosa).
-
Dominan
sisi kanan : gagal jantung kiri, penyakit paru kronis, stenosis katup pulmonal,
penyakit katup trikuspid, penyakit jantung kongenital (VSD, PDA), hipertensi
pulmonal, emboli pulmonal masif (Chandrasoma, 2006).
3.6 Patofisiologi
Kelainan pada kerja ventrikel dan menurunnya curah jantung
biasanya tampak pada keadaan beraktivitas. Dengan berlanjutnya gagal jantung
maka kompensasi akan menjadi semakin kurang efektif. Meurunnya curah sekuncup
pada gagal jantung akan membangkitkan respon simpatik kompensatorik.
Meningkatnya aktivitas adrenergic simpatik merangang pengeluaran katekolamin
dari saraf saraf adrenergic jantung dan medulla adrenal. Denyut jantuing dan
kekuatan kontraksi akan meningkat untuk menambah curah jantung. Juga terjadi
vasokonstriksi arteria perifer untuk menstabilkan tekanan arteria dan
redistribusi volume darah dengan mengurangi aliran darah ke organ organ yang
rendah metabolismenya seperti kulit dan ginjal, agar perfusi ke jantung dan
otak dapat dipertahankan.
Penurunan
curah jantung pada gagal jantung akan memulai serangkaian peristiwa :
1. Penurunan aliran darah ginjal dan akhirnya laju filtrasi
glomerulus,
2. Pelepasan rennin dari apparatus juksta glomerulus,
3. Iteraksi rennin dengan angiotensinogen dalam darah untuk
menghasilkan angiotensin I,
4. Konversi angiotensin I menjadi angiotensin II,
5. Perangsangan sekresi aldosteron dari kelenjar adrenal,
dan
6. Retansi natrium dan air pada tubulus distal dan duktus
pengumpul.
3.7 Pengkajian Gagal Jantung
Gagal jantung terjadi bila jantung tidak mampu lagi memberi
cukup darah untuk metabolisme jaringan
Biasanya
disini adalah gagal ventrikel
Ø Bila ventrikel kiri
: Payah jantung kiri
Ø Bila ventrikel
kanan : Payah jantung kanan
Ø Payah jantung biasanya disertai
kongesti / bendungan dalam peredaran darah à Payah jantung kongestif
Payah Jantung Kiri :
¨ Ventrikel kiri gagal memompa darah
ke aorta,
¨ Terjadi bendungan di ventrikel kiri,
atrium kiri, vena pulmonalis dan kapiler paru
¨ Bila bendungan cukup tinggi terjadi
edema paru
1.
Kegagalan ventrikel kiri
Etiologi :
·
Hipertensi ( kebanyakan )
·
Kelainan katub aorta ( stenosis
& insufisiensi )
·
Myokard Infark
·
Miokardiopati
·
Mitral insufisiensi
Tanda-tanda / symptom payah jantung
kiri :
·
Sesak nafas ; Tanda penting
!
·
Macam-macam sesak nafas a.l :
·
Dyspnoe d’effort : sesak nafas saat
kerja fisik
·
Orthopnoe : sesak bila tidur
telentang dan sesak berkurang bila tidur dengan bantal tinggi
·
Paroxymal Nocturnal Dyspnoe : sesak
nafas datang pada malam hari
·
Asma cardiale : sesak nafas disertai
suara nafas seperti asma bronchiale
·
Edema paru akut : sesak pada dekomp
kiri yg paling berat , sering disertai batuk berdahak
·
Batuk kronis
·
Tekanan darah menurun ; terutama
tekanan sistole, karena menurunya curah jantung
·
Perfusi jantung menurun ; karena
menurunya curah jantung
·
Pemeriksaan fisik ; ronki basah,
suara S3, pembesaran ventrikel kiri/ kelainan ventrikel kiri
·
Nadi kecil dan cepat, keringat
dingin
·
Pucat karena vasokontriksi
·
Aliran darah ke ginjal menurun
·
Aliran darah ke otak menurun
Payah Jantung Kanan :
¨ Ventrikel kanan gagal meneruskan
darah ke arteri pulmonalis
¨ Terjadi bendungan di atrium kanan,
vena cava superior & inferior dan seterusnya di vena perifer
2.
kegagalan ventrikel
kanan
etiologi :
·
Penyakit paru kronis yang disertai
meningkatnya tahanan vaskuler paru ( cor pulmonal )
·
Hipertensi pulmonal primer ( primary
pulmonal hypertension)
·
Kelainan katub trikuspid ( stenosis
/ insufisiensi )
·
Kelainan katub pulmonal ( stenosis /
insufisiensi )
Tanda-tanda
/ symptom payah jantung kanan :
·
Edema , mula-mula ditempat yang
rendah ; kaki, scrotum, labia
·
Hepatomegali
·
Bendungan vena-vena perifer ,
terlihat jelas pada vena jugolaris
·
Sesak dan lemah
·
Kelainan ventrikel kanan
·
Hydrothorax
Manifestasi klinis lain :
Berdasarkan bagian jantung yang mengalami
kegagalan penompaan, gagal jantung terbagi atas gagal jantung kiri dan gagal
jantung kanan. Namun juga dikarenakan oleh gagal jantung kongestif. Gejala dan
tanda yang timbul juga juga berbeda. Tanda gagal jantung kanan atau kiri telah
tersebut di atas. Sedangkan gagal jantung kongestif adalah gagal jantung yang
mengalami manifestasi gabungan antara gagal jantung kanan dan gagal jantung
kiri.
Tanda
Dan Gejala
Dampak dari cardiak output dan kongesti
yang terjadi sisitem vena atau sisitem pulmonal antara lain :
*
Lelah
*
Angina
*
Cemas
*
Oliguri. Penurunan aktifitas GI
*
kulit dingin dan pucat
Tanda
dan gejala yang disebakan oleh kongesti balik dari ventrikel kiri,
antara lain :
*
Dyppnea
*
Batuk
*
Orthopea
*
Reles paru
*
Hasil x-ray memperlihatkan kongesti paru.
Tanda-tanda
dan gejala kongesti balik ventrikel kanan, antara lain :
*
Edema perifer
*
Distensi vena leher
*
Hari membesar
*
Peningkatan central venous pressure (CPV)
New york health association (NYHA) membuat klasifikasi
fungsional dalam 4 kelas yaitu:
1.
Kelas 1, Bila pasien dapat melakukan aktifitas berat tanpa keluhan.
2. Kelas 2, Bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas
lebih berat dari aktifitas sehari-hari tanpa keluhan.
3. Kelas 3, Bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas
sehari-hari tanpa keluhan.
4. Kelas 4, Bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan
aktifitas apapun dan harus tirah baring
3.8 Etiologi
Mekanisme fisiologis yang menyebabkan
timbulnya dekompensasi kordis adalah keadaan-keadaan yang meningkatkan beban
awal, beban akhir atau yang menurunkan kontraktilitas miokardium. Keadaan yang meningkatkan beban awal
seperti regurgitasi aorta, dan cacat septum ventrikel. Beban akhir meningkat
pada keadaan dimana terjadi stenosis aorta atau hipertensi sistemik.
Kontraktilitas miokardium dapat menurun pada infark miokard atau
kardiomiyopati.
Faktor lain yang dapat menyebabkan jantung gagal sebagai
pompa adalah gangguan pengisisan ventrikel (stenosis katup atrioventrikuler),
gangguan pada pengisian dan ejeksi ventrikel (perikarditis konstriktif dan
temponade jantung). Dari seluruh penyebab tersebut diduga yang paling mungkin
terjadi adalah pada setiap kondisi tersebut mengakibatkan pada gangguan
penghantaran kalsium di dalam sarkomer, atau di dalam sistesis atau fungsi
protein kontraktil (Price. Sylvia A, 1995).
3.9 Penyebab
Kegagalan
Gagal jnatung dapat disebabkan oleh gangguan primer otot
jantung itu sendiri atau beban jantung itu sendiri ataupun kombinasi keduanya.
-
Disritmia (bradikardi,tachicardi)
-
Malfungsi katub (stenosis katub
pulmonal/aortik)
-
Abnormalitas otot jantung
(kardiomiopati, aterosklerosis koroner)
-
Angina pectoris, berlanjut infark
miocard akut.
-
Ruptur miokard
3.10 Respon Terhadap Kegagalan
1.
Peningkatan tonus simpatis
Peningkatan sistem saraf simpatis yang mempengaruhi arteri
vena jantung. Akibatnya meningkatkan aliran balik vena ke jantung dan
peningkatan kontraksi. Tonus simpatis membantu mempertahankan tekanan darah
normal.
2.
Retensi air dan natrium
Bila ginjal mendeteksi adanya penurunan volume darah yang
ada untuk filtrasi, ginjal merespon dengan manahan natrium dan air dengan cara
demikian mencoba untuk meningkatkan volume darah central dan aliran balik vena.
3.11
Diagnosa
Gejala klinis yang timbul merupakan kumpulan gejala dan
tanda-tanda gagal jantung kiri &kanan. Semua gejala tersebut terjadi pada
waktu yang bersamaan dan timbul lambat laun secara kronik.
Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan adanya
kerusakan miokardium yang luas ditandai dengan adanya kegagalan kompensasi
jantung yaitu ; akral dingin, dispnea, pucat, kesadaran menurun, gelisah.
Sifat nyeri pada pasien
dengan decompensasi cordis :
1.
Akut
Timbul secara mendadak dan segera lenyap bila penyebab hilang.
Ditandai oleh : nyeri seperti tertusuk benda tajam, pucat, disritmia, tanda
syock kardiogenik (akral dingin gan perfusi turun)
2.
Kronis
Nyeri yang terjadi berkepanjangan hingga berbulan-bulan. Penyebab
sulit dijelaskan dan gejala obyektif lidak jelas umumnya disertai dengan
gangguan kepribadian serta kemampuan fungsional
Derajat nyeri
- Ringan : tidak
mengganggu ADL dan pasien dapat tidur
- Sedang : mengganggu ADL
dan pasien dapat tidur
- Berat
: mengganggu ADL dan pasien tidak dapat tidur
3.12 Pengobatan
Pengobatan
Pengobatan dilakukan agar penderita
merasa nyaman dalam melakukan aktifitas fisik, dan dapat memperbaiki kualitas
hidup serta meningkatkan harapan hidupnya.
Pendekatannya dilakukan melalui tiga
segi, yaitu mengobati penyakit penyebab gagal jantung, menghilangkan faktor –
faktor yang bisa memperburuk gagal jantung dan mengobati gagal jantung.
Mengobati penyebab gagal jantung
1.
Pembedahan,
Pembedahan bis adilakukan untuk :
-
Memperbaiki
penyempitan pada katup jantung
-
Memperbaiki
penyumbatan pad katup arteri koroner
-
Memoerbaiki
hunbungan abnormal diantara ruang – ruang jantung.
2.
Pemberian
antibiotik untuk mengatasi infeksi,
3.
Kombinasi obat
– obatan, pembedahan dan terapi penyinaran terhadap kelenjar tiroid yang
terlalu aktif,
4.
Pemberian obat
anti – hipertensi.
Menghilangkan faktor yang memperburuk gagal jantung
Perlu diketahui bahwa rokok, garam,
kelebihan berat badan dan alkohol akan memperburuk gagal jantung. Maka untuk
menghilangkan faktor yang bis amemperburuk gagal jantung maka di anjurkan untuk
berhnti merokok, melakukan perubahan pola makan, berhenti minum alkohol atau
melakukan olah raga secara teratur untuk memperbaiki kondisi tubuh secara
keseluruhan.
Penimbunan garam yang berlebih dalam
makanan sehari – hari dapat menyebabkan penimbunan cairan yang akan menghalangi
pengobatn medis. Jumlah natrium dalam tubuh bis dikurangi dengan membatasi
pemakaian garam dapur, garam dalam masakan dan garam dalam makanan yang
asin.
Untuk penderita gagal jantung yang berat, tirah baring
selama beberapa hari merupakan bagian yang penting dari pengobatan. Penderita
jantung yang berat biasanya akan mendapatkan keterangan terperinci mengenai
jumlah asupan garam yang masih diperbolehkan.
Salah satu cara yang dapat digunakan
untuk mengetahui jumlah cairan dalam tubuh adalah dengan menimbang berat badan
pada setiap hari. kenaikan lebih dari 1 kg/hari hampir dapat dipastikan adanya
penimbunan cairan di dalam tubuh. Penambahan berat badan yang cepat dan terus
menerus merupakan petunjuk dari memburuknya gagal jantung.
Karena itu pada penderita gagal jantung
biasanya disuruh untuk menimbang setiap hari, terutama pada pagi hari, setelah
berkemih dan sebelum sarapan. Dengan alat timbang yang di gunakan untuk
menimbang setiap harinya adalah sama, dengan pakaian yang relatif sama dan
dengan catatan tertulis untuk di dokumentasikan.
Pengobatan Gagal Jantung
Gagal Jantung Akut
Penimbunan cairan secra tiba – tiba
pada paru – paru (edema pulmoner akut) akan mengakibatkan penderita mengalami
sesak nafas hebat, sehingga memrlukan sungkup muka oksigen dengan konsentrasi
tinggi. Diberikan diuretik dan obat – obatan (misal : digoksin) secra intravena
agar terjadi perbaikan segera. Nitrogliserin intrvena atau sublingual akan
menyebabkan pelebaran vena, sehingga mengurangi jumlah darah yang melalui paru
– paru. Namun jika pengobatan seperti itu gagal maka penderita akan diberikan
nafas bantuan melalui ventilator.
Terkadang dipasang torniket pada tiga
dari ke-empat anggota gerak pada 10 – 20 menit untuk menghindari cedera.
Pemberian morfin, yang dimaksudkan untuk :
- Mengurangi
kecemasan yang biasnya menyertai edema pulmoner akut
- Mengurangi laju
pernafasan
- Memperlambat
denyut jantung
- Mengurangi
beban kerja jantung
Pengobatan Gagal Jantung Yang Mengalami Dekompensasi
Proses dekompensasi seringkali dapat dihentikan dengan :
1.
Menguatkan
jantung dengan cara apapun, terutama dengan pemberian obat kardiotonik, seperti
digitalis, sehingga jantung menjadi cukup kuat untuk menompa cukup darah yang
dibutuhkan oleh ginjal agar berfungsi normal kembali.
2.
Pemberian
deuretik dan mengurangi asupan air dan garam, yang akan menimbulkan
keseimbangan antara asupan dan keluaran meskipun curah jantung rendah.
Kedua cara di atas dapat menghentikan proses dekompensasi
dengan menetapakan kembali keseimbangan normal cairan. Sehingga cairan yang
keluar sama dengan cairan yang masuk.
Pencegahan
Kunci untuk mencegah gagal jantung
adalah dengan mengurangi faktor – faktor yang beresiko. Misalnya dengan
mengontrol atau menghilangkan banyak faktor – faktor resiko penyakit jnatung,
tekanan darah tinggi dan penyakit arteri koroner. Hal tersebut bisa teratasi
misalnya dengan melakukan perubahn gaya hidup bersama dengan bantuan obat
apapun yang diperlukan. Perubahan – perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan
meliputi :
-
Tidak merokok
-
Mengendalikan
kondisi tertentu. Seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan diabetes.
-
Tetap aktif
secar fisik
-
Makan makanan
yang sehat
-
Menjaga berat
badan yang sehat
-
Mengurangi dan
mengelola stres
-
Membiasakan
diri ber-olah raga.
Mekanisme kerja obat kardiotonik seperti digitalis
Obat kardiotonik seperti igitalis bila
diberikan pada orang yang jantungnya normal, sedikit berpengaruh dalam
meningkatkan kekuatan kontraktilitas otot jantung. Bila diberikan kepada
penderita jantung kronis terkadang dapat meningkatkan kekuatan miokardium yang
gagal sebanyak 50 sampai 100 persen.
Cara digitalis dan glikosida
kardiotonik lainnya memperkuat kontraksi jantung diduga dengan meningkatkan
jumlah ion kalsium di serat otot. Pada otot jantung yang gagal, retikulum
sarkoplasma gagal mengumpulkan kalsium dalam jumlah normal. Sehingga tidak
dapat membebaskan cukup ion kalsium guna kontrajsi otot secukupnya. Pengaruh
digital adalah untuk menekan pompa kalsium pada membran sel otot jantung yang
secara normal menompa ion kalsium ke luar dari sel – sel otot.
Pengobatan penyakit dengan metode
digialis digunakan guna menguatkan jantung. Kurva curah jantung yang baru akan
berimbang dengan kurva alir balik vena. Sehingga curah jantung tidak lagi
berada pada titik kritis 5liter yang diperlukan untuk keseimbangan cairan
normal. Karena itu ginjal mengeluarkan jauh lebih banyak cairan dibanding
keadaan normal, sehingga menimbulkan diuresis.
Hilangnya cairan secara progresif selama
beberapa hari akan menurunkan tekanan pengisian sistemik rata – rata kembali ke
11,5 mm Hg. Beberapa hari kemudian nilai kritis ini akan berimbang dengan kurva
curah jantung yang mengalami digitalisasi. Pada curah sebesar 5liter/menit dan
tekanan atrium kanan sebesar 4,6 mm Hg. Curah jantung inilah yang dibutuhkan
bagi kesetimbangan cairan normal. Karena itu tidak ada cairan tambahan yang
akan hilang dan tidak ada penambahan. Akibatnya, sistem sirkulasi akan berjalan
stabil, atau dengan kata lain dekompensasi gagal jantung telah mengalami
kompensasi.
BAB IV
PENUTUP
4.1
kesimpulan
1.
Berdasar
definisi patofisiologik gagal jantung (decompensatio
cordis) atau dalam bahasa inggris Heart
Failure adalah ketidak mampuan jantung untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan pada saat istirahat atau kerja ringan.
2.
Gagal jnatung dapat disebabkan oleh
gangguan primer otot jantung itu sendiri atau beban jantung itu sendiri ataupun
kombinasi keduanya.
3.
Penyebab gagal jantung
digolongkan menurut apakah gagal jantung tersebut menimbulkan gagal yang
dominan sisi kiri atau dominan sisi kanan.
4.
Berdasarkan bagian
jantung yang mengalami kegagalan penompaan, gagal jantung terbagi atas gagal
jantung kiri dan gagal jantung kanan. Namun juga dikarenakan oleh gagal jantung
kongestif. Dimana gagal jantung kongestif ini merupakan gagal jantung yang
mengalami manifestasi gabungan antara gagal jantung kanan dan gagal jantung
kiri.
5.
Kegagalan jantung pada tahap awal
akan mengalami kompensasi dengan rangsangan syaraf simpatis yang menguatkan
otot – otot jantung yang rusak. Sehingga jantung,
dengan satu atau lain cara, menjadi suatu pompa yang sangat kuat, dibawah
impuls simpatis. Hal ini dinamakan gagal
jantung yang terkompensasi
6.
Namun, kelemahan jantung
yang terus berlanjut hingga menekan kurva curah jantung sampai mengakibatkan
fungsi jantung sangat lemah dan tidak dapat diperkuat lagi, hal ini akan
menjadikan jantung dalam keadaan dekompensasi.
7.
Pengobatannya
dapat dilakukan melalui tiga segi, yaitu mengobati penyakit penyebab gagal
jantung, menghilangkan faktor – faktor yang bisa memperburuk gagal jantung dan
mengobati gagal jantung.
3.2 Saran
Pada siapaun orang yang menginginkan hidup sehat hendaklah
memperhatikan pola makan dan gaya hidupnya. Presenase terbanyak penderita gagal
jnatung merupakan orang – orang yang membiasakan diri dalam hidup mewah yang
gaya hidupnya tidak memperhatikan efek dari apa yang di makan, apa yang
dilakukan dan apa yang dapat memacu penyakit dalam dirinya. Oleh karena itu
saran yang sangat tepat bagi siapapun, terutama bagi orang yang memang punya
penyakit jantung agar lebih memperhatikan gaya hidupnya terdahulu untuk di
rubah.
Daftar
Pustaka
·
Fathoni, Mochammad. 2007. Heart
Failure Pathophysiologi and Management. Dalam : CatKul IPD Jantung. Surakarta
: Forrinsik 04 FKUNS.
·
Guyton, AC dan
Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed: ke-9 . Jakarta: EGC.
·
Nugroho, HS. 2009. Heart Failure
Pathophysiologi and Management. Surakarta : Slide Kuliah Blok
Kardiovaskuler Angkatan 2007 FKUNS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar