BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada
kondisi klinis, perawat merupakan orang pertama yang berjumpa atau mendeteksi
perubahan kondisi klien tanpa memperhatikan latar belakangnya. Oleh karen itu,
kemampuan berfikir dan menginterpretasi secara kritis arti perilaku klien dan
perubahan fisik yang ditampilkan merupakan hal yang sangat penting bagi
perawat. Keterampilan pengkajian keperawatan menjadikan alat kuat bagi perawat
untuk mendeteksi perubahan, baik yang masih terlihat ringan maupun nyata terjadi
pada kondisi kesehatan klien. Pengkajian keperawatan memungkinkan perawat untuk
mengkaji pola yang mencerminkan masalah kesehatan dan mengevaluasi perkembangan
klien sejalan dengan terapi.
Pengkajian
keperawatan yang lengkap melibatkan peninjauan yang lebih rinci terhadap
kondisi klien. Perawat mengumpulkan riwayat keperawatan dan melakukan
pemeriksaan perilaku juga fisik. Riwayat kesehatan melibatkan wawancara yang
lama dengan klien untuk mendapatkan data subjektif. Selain itu, pemeriksaan
fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pada etiap
sistem tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan
perawat untuk membuat penilaian klinis. Kondisi dan respon klien mempengaruhi
luasnya pemeriksaan. Keakuratan pemeriksaan fisik mempengruhi terapi yang
diterima klien dan menentukan respon terhadap terapi tersebut (Muttaqin, 2010).
Pemeriksaan
sistem respirasi merupakan satu dari sistem-sistem yang ada pada tubuh manusia.
Pemeriksaan dilakukan untuk mendapatkan data objektif yang dilakukan dengan
cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimana memahami dan melakukan pemeriksaan fisik inspeksi pada sistem respirasi ?
- Bagaimana memahami dan melakukan pemeriksaan fisik palpasi pada sistem respirasi ?
- Bagaimana memahami dan melakukan pemeriksaan fisik pekusi pada sistem respirasi ?
- Bagaimana memahami dan melakukan pemeriksaan fisik auskultasi pada sistem respirasi ?
1.3 Tujuan
- Memahami dan melakukan pemeriksaan fisik inspeksi pada sistem respirasi
- Memahami dan melakukan pemeriksaan fisik palpasi pada sistem respirasi
- Memahami dan melakukan pemeriksaan fisik pekusi pada sistem respirasi
- Memahami dan melakukan pemeriksaan fisik auskultasi pada sistem respirasi
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengkajian Sistem
Pernapasan
2.1.1 Pengkajian Umum Sistem
Pernapasan
Perawat yang memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan pernapasan melakukan dan menginterprestasi berbagai prosedur
pengkajian. Proses pengkajian keperawatan harus dilakukan dengan sangat
individual (sesuai masalah dan kebutuhan klien saat ini). Pada pengkajian awal
perawat memilih komponen pemeriksaan yang sesuai dengan tingkat distress
pernapasan yang dialami lien. Komponen pemeriksaan pulmonal harus mencakup tiga
kategori distress pernapasan yaitu akut, sedang dan ringan.
Karena tubuh bergantung pada sistem pernapasan untuk
dapat hidup, pengkajian pernapasan mengandung aspek penting dalam mengevaluasi
kesehatan klien. Sistem pernapasan terutama berfungsi untuk mempertahankan
pertukaran O2 dan CO2 dalam paru-paru dan jaringan serta
untuk mengatur keseimbangan asam basa. Setiap perubahan dalam sistem ini akan
mempengaruhi sistem tubuh lainnya. Pada penyakit pernapasan kronis, perubahan
status pulmonal terjadi secara lambat, sehingga memungkinkan tubuh klien untuk
beradaptasi terhadap hipoxia. Sedangkan pada perubahan pernapasan akut seperti
pneumotoraks atau pneumonia aspirasi, hipoksia terjadi secara mendadak dan
tubuh tidak mempunyai waktu untuk beradaptasi sehingga dapat menyebabkan
kematian.
2.1.2
Riwayat
Kesehatan
Riwayat kesehatan klien diawali dengan mengumpulkan
informasi tentang data biografi, yaitu mencakup nama, usia, jenis kelamin, dan
situasi kehidupan klien. Riwayat pernapasan mengandung informasi tentang
kondisi klien saat ini dan masalah-masalah pernapasan sebelumnya. Mewawancarai
klien dan keluarga dan fokuskan pada manifestasi klinik tentang keluhan utama,
peristiwa yang mengarah pada kondisi saat ini, riwayat kesehatan terdahulu,
riwayat keluarga, dan riwayat psikososial. Rincian dan waktu yang dibutuhkan
untuk mengumpulkan riwayat pernapasan bergantung pada kondisi klien. Ucapkan
pertanyaan dengan sederhana, ulang pertanyaan untuk memperjelas pertanyaan yang
tidak dimengerti oleh klien.
Kumpulkan riwayat pernapasan yang lengkap sesuai dengan
kondisi klien. Mengajukan pertanyaan secara detail akan memberikan petunjuk
yang bermanfaat tentang
a.
Manifestasi
gangguan pernapasan
b.
Tingkat
disfungsi pernapasan
c.
Pengertian
klien dan keluarga tentang kondisi dan penatalaksanaannya
d.
Sistem
pendukung dan kemampuan keluarga untuk mengatasi kondisi.
2.1.3
Gejala
A.
Keluhan Utama
Keluhan utama dikumpulkan untuk menetapkan prioritas
intervensi keperawatan dan untuk mengkaji tingkat pemahaman klien tentang
kondisi kesehatannya saat ini. Keluhan umum penyakit pernapasan mencakup
dispnea, batuk, pembentukan sputum, hemoptisis, mengi, dan nyeri dada. Fokuskan
pada manifestasi dan prioritaskan pertanyaan untuk mendapatkan suatu analisa
gejala.
1.
Dispnea
Adalah kesulitan bernapas dan merupakan persepsi
subjektif kesulitan bernapas, yang mencakup komponen fisiologis dan kognitif.
Dispnea sering menjadi salah satu manifestasi klinis dialami klien dengan
gangguan pulmonal dan jantung. Dispnea yang berkaitan dengan penyakit
pernapasan terjadi akibat perubahan patologi yang meningkatkan tekanan jalan
napas, penurunan komplians pulmonal, perubahan sistem vaskuler pulmonal, atau
melemahnya otot-otot pernapasan.
Klien yang mengalami dispnea sebagai gejala utama
biasanya mempunyai salah satu dari kondisi (1) penyakit kardiovaskuler (2)
emboli pulmonal (3) penyakit paru intersitisial atau alveolar (4) penyakit paru
obstrukstif (5) ansietas. Keadaan yang menyebabkan dispnea pasien harus
ditentukan. Karenanya, penting artinya untuk menanyakan pasen:
a.
Apakah ada
batuk yang ditimbulkan?
b.
Apakah dispnea
berhubungan dengan gejala lain?
c.
Apakah awitan
sesak napas mendadak atau bertahap?
d.
Kapan dispnea
terjadi, siang atau malam hari?
2.
Batuk
Batuk adalah reflek protektif yang disebabkan oleh
iritasi pada percabangan trakheobronkhial. Kemampuan untuk batuk merupakan
mekanisme penting dalam membersihkan jalan napas bagian dalam. Signifikasi,
adanya batuk dapat menunjukkan penyakit pulmonal yang serius. Yang juga sama
pentingnya adalah tipe batuk. Batuk yang kering, iritatif menandakan infeksi
saluran napas atas dengan asal virus Laringo trakeitis menyebabkan batuk dengan
puncak bunyi kering? Hacking? Brassy? Mengi? Ringan? Berat? Waktu batuk
dicatat. Batuk malam hari dapat menunjukkan awitan gagal jantung sebelah kiri
atas asma bronchial. Batuk pada pagi hari dengan pembentukan sputum merupakan
indikatif bronchitis. Batuk dengan awitan akhir berarti berasal dari proses
infeksi akut.
3.
Pembentukan
sputum
Sputum secara konstans dikeluarkan ke atas menuju faring
oleh silia paru. Sputum yang terdiri atas lendir, debius selular,
mikroorganisme, darah, pus dan benda asing akan dikeluarkan dari paru-paru
dengan membutuhkan atau membersihkan tenggorok.
Signifikansi, jumlah sputum purulen yang sangat banyak
(kental dan kuning atau hijau) atau perubahan warna sputum kemungkinan
menandakan infeksi bakteri. Sputum rusty menandakan adanya pneumonia
bakterialis. Sputum mukoid encer seringkali merupakan akibat dari bronchitis
virus. Tanyakan klien tentang warna sputum (jernih, kuning, hijau, kemerahan,
atau mengandung darah), bau, kualitas (berair, berserabut, berbusa, kental),
dan kuantitas (sendok the, sendok makan, cangkir). Tanyakan juga apakah sputum
hanya dibentuk setelah klien berbaring dalam posisi tertentu.
4.
Hemoptisis
Hemoptisis adalah membatukkan darah, atau sputum
bercampur darah. Sumber perdarahan data berasal dari jalan napas atas atau
bawah atau berasal dari parenklin paru.
Penyebab yang paling umum adalah (1) infeksi pulmonal (2)
karsinoma paru (3) abnormalitas pembuluh/ jantung (4) abnormalitas arteri atau
vena, dan (5) emboli dan infark pumonal.
Klien biasanya menganggap hemoptisis sebagai indikator penyakit
serius dan sering akan tampak gelisah, lakukan pengkajian tentang awitan,
durasi, jumlah dan warna (misal Merah terang atau berbusa).
5.
Mengi
Bunyi mengi dihasilkan ketika udara mengalir melalu jalan
napas yang sebagian tersumbat atau menyempit pada saat inspirasi dan ekspirasi.
Mengi dapat terdengar hanya dengan menggunakan stetostkop. Minta klien
mengidentifikasi kapan mengi terjadi dan aaah hilang dengan sendirinya atau
dengan menggunakan obat-obatan seperti bronkhodilator. Tidak semua mengi
mengacu pada asma. Mengi dapat disebabkan oleh odem mukosa, sekresi dalam jalan
napas, kolaps jalan napas akibat kehilangan elastisitas jaringan, dan benda
sing atau tumur yang sebagian menyumbat aliran udara.
6.
Nyeri dada
Nyeri dada mungkin berkaitan dengan masalah pulmonal dan
jantung, lakukan analisis gejala yang lengkap pada nyeri dada. Informasi
tentang lokasi, durasi dan intensitas nyeri dada penting untuk dikumpulkan, dan
akan memberikan petunjuk diri tentang penyebab. Nyeri dada dialami oleh banyak
pasien dengan pnemonia, embolisme pulmonal dengan infark paru, dan pleuritis
dan merupakan gejala lanjut karsinoma broncogenik. Pada karsinoma, nyeri
mungkin pekak dan persisten karena kanker telah menyerang dinding dada,
mediastinum atau tulang belakang. Dengan medikasi analgesik sangat efektif
dalam meredakan nyeri dada tetapi harus hati-hati agar tidak menekan pusat
pernapasan atau batuk produktif.
B.
Analisa Data
Untuk mendapatkan riwayat sistem pernapasan yang sempurna
penting sekali mengkaji karakteristik setiap manifestasi klinik yang tampak.
Jika lien menggambarkan gejala pernapasan tertentu, kaji setting, waktu,
persepsi klien, kualitas dan kuantitas sputum, lokasinya, faktor-faktor yang
memperburuk dan yang meredakan serta manifestasi yang berkaitan.
2.1.4 Riwayat
Kesehatan Masa Lalu
Riwayat
kesehatan masa lalu memberikan informasi tentang riwayat kesehatan klien dan
anggota keluarganya. Kaji klien terhadap kondisi kronis manifestasi pernapasan,
karena kondisi ini memberikan petunjuk tentang penyebab masalah baru. Tanyakan
klien tentang perawatan di rumah sakit atau pengobatan masalah pernapasan
sebelumnya. Dapatkan pula informasi tentang kapan penyakit terjadi atau waktu
perawatan. Tanyakan apakah klien telah mengalami pemeriksaan rontgen dan kapan,
dan apakah pemeriksaan diagnostik pulmonal dilakukan. Tanyakan klien adakah
riwayat keluarga tentang penyakit pernapasan. Misal asma, kanker paru. Sebutkan
usia dan penyebab kematian anggota keluarga. Tanyakan apakah ada anggota
keluarga yang perokok, perokok pasif sering kali mengalami gejala pernapasan
lebih buruk.
2.1.5 Riwayat
Psikososial
Dapatkan
informasi tentang aspek-aspek psikososial klien yang mencakup lingkungan
pekerjaan, letak geografis, kebiasaan, pola olah raga, dan nutrisi.
Identifikasi semua agen lingkungan yang mungkin mempengaruhi kondisi klien,
lingkungan kerja dan hobi.
Tanyakan
tentang kondisi kehidupan klien, seperti jumlah anggota keluarga yang tinggal
serumah. Kaji terhadap bahaya lingkungan seperti sirkulasi udara yang buruk.
Kumpulkan riwayat merokok, berapa banyak sehari dan sudah berapa lama. Merokok
menunjukkan hubungan adanya penurunan fungsi siliapis paru-paru, meningkatkan
pembentukan lendir dan terjadinya kanker paru. Tanyakan apakah toleransi
terhadap aktivitas menurun atau tetap stabil. Minta klien untuk menggambarkan
aktivitas khusus seperti berjalan, pekerjaan rumah yang ringan dan hal-hal yang
menyebabkan sesak napas.
Mempertahankan
dietr yang bergizi penting untuk klien dengan penyakit pernapasan kronik. Penyakit
pernapasan kronik mengakibatkan penurunan kapasitas paru dan beban kerja lebih
tinggi bagi paru dan sistem kardiovaskuler.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perawat
yang memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan pernapasan melakukan
dan menginterprestasi berbagai prosedur pengkajian. Proses pengkajian keperawatan harus
dilakukan dengan sangat individual (sesuai masalah dan kebutuhan klien saat
ini).
Keluhan utama dikumpulkan untuk menetapkan prioritas
intervensi keperawatan dan untuk mengkaji tingkat pemahaman klien tentang
kondisi kesehatannya saat ini. Keluhan umum penyakit pernapasan mencakup
dispnea, batuk, pembentukan sputum, hemoptisis, mengi, dan nyeri dada.
Untuk mendapatkan riwayat sistem pernapasan yang sempurna
penting sekali mengkaji karakteristik setiap manifestasi klinik yang tampak.
Riwayat kesehatan masa lalu memberikan informasi tentang riwayat kesehatan
klien dan anggota keluarganya
DAFTAR
PUSTAKA
Potter and Perry. 2006. Fundamental
Keperawatan Vol.1. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Priharjo, Robert. 1996. Pengkajian
Fisik Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Putra, Ardyan Pradana . 2011. Pengkajian Sistem Pernafasan. http://ardyanpradanaoo7.blogspot.com/2011/04/pengkajian-sistem-pernafasan.html
Setiawati, Santun. 2007. Panduan Praktis Pengkajian Fisik Keperawatan.
Jakarta : Trans Info Medika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar